Rabu, 16 Desember 2009

selamat tinggal tahun 1430 Hijriah, selamat datang tahun 1431 H

Kehidupan didunia ini bagi seorang muslim adalah diyakini sebagai suatu kesinambungan dari kehidupan sebelumnya. begitu pula halnya, setelah kehidupan didunia ini akan dijalani pula suatu kehidupan di alam lainnya (seperti alam akhirat, yaitu dimulai dari alam kubur/barzakh-dst, hingga alam hisab dan penentuan tempat manusia di Surga ataukah di Neraka).
Begitu seterusnya berlangsung hingga hari kiamat tiba. semua kita akan menjalani proses kehidupan ini tanpa dapat kita kendalikan apalagi sesuai dengan keinginan kita.
Jika hari ini kita melakukan serangkaian aktivitas yang mungkin relatif sama dengan hari kemarin, itu dapat berarti kualitas kehidupan kita sama seperti kemarin, demikian pula jika hari ini kita melakukan aktivitas yang lebih rendah atau lebih tinggi dari hari kemarin maka mungkin pula nilai kehidupan kita lebih rendah atau lebih tinggi, kita tidak tahu pasti? hanya Rosululloh SAW pernah bersabda bahwa barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia termasuk orang beruntung, jika hari ini lebih jelek dari hari kemarin maka dia rugi namun jika hari ini sama dengan hari kemarin maka dia termasuk orang yang lalai. sayangnya tidak setiap muslim dapat memahami hakikat atau nilai kehidupan yang dijalaninya. banyak mungkin amalan yang dapat dilakukan pada hari ini, namun berapa persen yang bernilai ibadah atau berapa prosentase pahala yang didapatkan?
Belum lagi jika dikaitkan dengan amalan rutin yang wajib seorang muslim tunaikan, adakah mendapatkan pahala? jika itu suatu amalan sunnat, ketika kita tidak dapat menyempurnakannya mungkin kita tdak mendapatkan pahala karena berbagai faktor tapi itu tidak begitu berisiko, paling kita tergolong pada golongan yang kurang taat. namun jika itu sebuah kewajiban yang harus ditunaikan dan kita tidak mampu menyempurnakannya maka kita akan terhitung belum melaksanakan kewajiban itu dan kita berdosa. karena itu, hari - hari yang akan kita jalani kedepan, pada minggu, bulan dan tahun yang akan datang hendaknya menyadarkan pada diri kita masing-masing untuk melakukan perhitungan amal kita sendiri.
Aktivitas kita hari ini meskipun sifatnya rutin, tentunya harus ada peningkatan nilainya sehingga mendatangkan pahala disisi Allah SWT. demikain pula, jika hari ini kita melakukan amalan yang relatif baru tentunya juga harus bermuara pada kaidah tersebut yaitu mendatangkan pahala.
sesungguhnya terpulang kembali pada kita, jika amalan penghuni surga yang selalu kita kerjakan maka semoga Allah SWT memudahkan jalan kita sehingga kita termasuk penghuni surga, namun jika amalan penghuni neraka yang selalu kita kerjakan atau terkadang kita mencampuradukkan antara amalan penghuni surga dengan amalan penghuni neraka maka kita akan masuk dulu ke neraka, semoga Allah SWT menjauhkan kita dari tempat tinggal seperti itu.
Sesungguhnya kita harus bersyukur kepada Allah SWT, pertama karena kita telah ditakdirkan menjadi seorang muslim, karenanya akan kita optimalkan seluruh energi kita menjadi seorang muslim dengan berpedoman pada Alqur'an dan hadits Rosululloh SAW. selanjutnya untuk urusan diri kita sehari-hari tentunya kita pun akan berbuat sesuai dengan nurani fitrah insaniah kita sebagai manusia sehingga kita berbeda dengan mahluk yang lain seperti berperilaku seperti hewan, perilaku setan (jin yang menggoda) dan sebagainya.
terakhir, hiduplah sesukamu namun engkau akan mati juga, beramallah sesukamu dan itu akan dihisab. jadi terpulang pada anda sendiri.

Senin, 09 November 2009

SLB sebagai Resource Center

Sekolah Luar Biasa atau SLB berperan sebagai resource center atau pusat sumber artinya bagaimana?
1. sebagai pusat sumber SLB dapat memberikan layanan pendidikan pada ABK (sebagaimana fungsi SLB)
2. mengadakan sosialisasi pendidikan inklusif
3. memberikan pelatihan pada guru-guru umum yang terkait dengan pelayanan ABK di kelas inklusif
4. Layanan pengembangan
5. layanan penelitian
6. dst...

Kamis, 15 Oktober 2009

Sholat - sholat sunnat

Sholat adalah salah satu ibadah yang sangat diutamakan. terlebih jika itu sholat fardhu (termasuk sholat jum'at), karena meninggalkannnya dengan sengaja berarti kita akan terkena hukum kafir atau zholim. tidak ada pertentangan bagi ulama salaf dalam menyikapi sholat fardhu, mereka bersepakat bahwa keutamaan sholat fardhu bagi laki-laki adalah dimesjid dengan berjamaah serta diawal waktu., kecuali untuk perempuan maka yang utama adalah dirumahnya.
Dalam mengerjakan sholat sunnat, maka keutamaannya adalah dirumah kita, kecuali untuk sholat-sholat yang memang telah dicontohkan, seperti sholat tarawih, sholat idul fitri, idul adha, sholat gerhana matahari atau bulan, sholat istisqo atau tahiyyatul mesjid dan yang lainnya. tetapi untuk mengerjakan sholat sunnat sukrul wudhu, dhuha, tahajjud/qiyamullail, sholat hajat, sholat istikhoroh, bahkan sholat sunnat rowatib maka sebaiknya dilaksanakan dirumah. tentu saja ini utama bagi mereka yang sedang berada ditempat, tidak sedang bepergian atau posisi rumah jauh dari mesjid.
beberapa hikmah yang akan diperoleh jika hal tersebut dapat dilakukan adalah akan memupuk jiwa kita yang jauh dari riya, akan tumbuh sikap tawadlu atau rendah hati, menghidupkan sunnah, mencerahkan suasana rumah karena Rosululloh SAW, menganjurkan kita untuk menghidupkan rumah kita dengan sholat sunnat dan membedakannya dengan kuburan.
dengan ijin dan rahmat Allaoh SWT, kita akan semakin terdidik untuk menjadi Hambanya yang 'Ibadurrohman". Insya Allah.

Selasa, 06 Oktober 2009

menyikapi mushibah

Sebagai seorang muslim, kita tentu meyakini bahwa tidak ada satu kejadian (mushibah) yang terjadi baik bagi didunia ini maupun pada diri kita kecuali atas izin dan sepengatahuan Alloh SWT. karena itu maka kita tentu dapat memahami dan mengambil sikap terhadap mushibah yang terjadi
ada 3 (tiga) aspek penting dalam menyikapi suatu mushibah, yaitu
pertama bahwa mushibah adalah suatu ujian keimanan, artinya kita berharap bahwa kejadian yang terjadi ini dalam rangka menaikkan derajat keimanan kita keposisi yang lebih tinggi/lebih baik lagi, kedua, bahwa mushibah sebagai bentuk kasih sayang dan rakhmat
Alloh SWT, bahwa Alloh masih berkenan mengingatkan kita akan jalan yang kini kita tempuh akan melenceng/menjauh dari shirotholmustaqim, karenanya perlu ada warning agar kita ingat dan sadar lagi, yang ketiga, bahwa mushibah sebagai azab, sehingga kita segara bertaubat detik ini juga dan berjanji untuk tidak melakukan lagi kemaksiatan serta mulai melangkah kejalan orang-orang sholeh.
semoga kita dapat mengambil pelajaran dari setiap kejadian. Insya Alloh

shaum

selama bershaum, maka engkau akan memperoleh pahala yaitu dari setiap detik sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. ada lebih kurang 14 jam. jika engkau dapat memahami persoalan ini maka tentu tak satupun shaum sunnat yang akan engkau lewatkan apalagi shaum wajib dan shaum romadhon. lalu bagaimana halnya jika selama bersahum itu engkau melakukan kebajikan baik untuk diri maupun untuk orang lain, tentu saja pahalanya akan semakin bertambah...?! wallohu a'lam.

sholat berjamaah

Hanya Allahlah yang Maha Besar, Allohuakbar...
betapa sering kita mengumandangkan lafal tersebut, dan seringpula kita jadikan zikir, namun terkadang kita tidak mampu memahami dengan sebenarnya, ketahuilah, jika engaku benar telah mengakbarkan Allah SWT, maka tentu tidak ada penghalang bagimu untuk mengikuti sholah berjamaah, ayo... Hayya ala sholah...hayya alal falah.

sholat malam

inilah kebiasaan para pendahulu kita, mereka terbiasa sholat malam. bahkan ada diantara mereka sangat menantikan datangnya malam hari, agar dapat menunaikan hajatnya yaitu sholat malam. ada pula diantara mereke yan pernah berujar, "jika seandainya tidak ada malam hari maka hambar rasanya kehidupan yang dijalani,... akankah kita dapat seperti mereka. semoga.

i'tikaf

amalan i'tikaf ini lebih sering kita dengar manakala penghujung romadhon akan tiba, meskipun sebenarnya dapat pula dikerjakan pada saat-saat tertentu sesuai dengan kesempatan kita. bahkan setiap saat tatkala kita memasuki mesjid maka dapat pula kita niatkan untuk sambil berittikaf. memang yang dicontohkan oleh Rosululloh SAW, i'tikaf dilakukan pada sepuluh malam terakhir dibulan romadhon.
i'tikaf ini bermaksud untuk mendekatkan diri pada Alloh SWT, sehingga Alloh berkenan menganugerahkan "malam lailatul qodr" pada mereka yang dikehendaki oleh Alloh SWT.
tidak bisa setiap muslim melakukan i'tikaf tergantung pada cahaya keimanan yang ia miliki, jika saja cahaya itu terang maka tentu tak akan ada penghalang baginya untuk melakukannya.